[Oneshot] 17 Stem’s of Rose
Author : Hany sangtae
Main cast : Dylan kim (oc),
Henry (suju-M)
Other cast : find it by you’r self.
Leight :Oneshot
Genre : Romance
# # #
Aku baru saja akan
melangkahkan kakiku keluar rumah ketika aku mendapati sesuatu tergeletak tepat
di depan pintu rumahku. Aku membungkuk untuk mengambil benda tersebut.
“Mawar?”, gumamku penuh
tanya.
Aku pun membuka kartu ucapan
kecil yang tergantung manis dengan pita merah muda pada tangkai tersebut.
“ To Dylan”
Itulah tulisan yang terdapat
pada kartu ucapan tersebut. Tidak ada pengirimnya, aku hanya tersenyum kecil.
Sambil memandangi setangkai mawar yang ada di tanganku itu,” Siapapun
pengirimnya, pastilah dia adalah seseorang yang sangat romantis”, pikirku.
Aku hanya mengangkat bahu tak
acuh. “ Ah, molla... mungkin saja saat ini aku memiliki pengagum rahasia”.
Dengan hati-hati akupun memasukkan mawar tersebut kedalam tas, dan mulai
melangkahkan kakiku menuju sekolah.
# # #
“Keira-ah?”, panggilku pada
sahabatku yang sedang asyik membaca komik.
“Hmmm..” gumam keira tanpa
mengalihkan perhatiannya dari benda yang ada di tangannya itu.
“PARK KEIRA!” panggilku lagi
dengan nada yang agak tinggi, karena gemas dengan tingkah lakunya itu.
“Yak! Tidak bisakah kau
memanggilku dengan lembut, hah?” omelnya padaku.
“ aish, salah sendiri kau
tak menoleh saat aku memanggilmu”. “ne.. ne.. sekarang aku sudah menoleh
kearahmu,. Waeyo?” jawabnya sebal.
“ aku ingin cerita sesuatu
padamu. Tapi kau harus mendengarkannya
dan jangan membaca komikmu dulu sebelum aku selesai, arra?”, ucapku
sambil menarik-narik bajunya.
“ ne,ne arasseo, kau ingin
cerita apa sekarang?”, tanyannya yang mulai fokus padaku.
Akupun mengatur posisi
dudukku dan menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Hhhhh...
“ kau tahu tidak?”, ujarku
memulai percakapan.
“tidak”, potong keira
seenaknya.
“ Yak! Aku belum selesai
bicara pabo!” gerutuku kesal.
“ kau tahu, sepertinya
sekarang aku mempunyai seorang pengagum rahasia!” kataku mantap.
“hah?”
“begini,jadi.. lima hari
yang lalu aku menemukan setangkai bunga mawar di depan pintu rumahku, dan bunga
itu di tunjukkan untukku. Ku pikir mungkin hanya hari itu saja, tapi ternyata
bunga itu selalu ada di depan pintu rumahku setiap hari. Dan hari ini adalah
hari ke lima aku mendapatkan bunga mawar
yang tak jelas pengirimnya”, ujarku panjang lebar.
“ jinjjayo? Kenapa bisa
begitu?”, tanya keiraa yang tampak bingung.
Aku hanya mengangkat bahu .”
nan molla, keira-ah. Hajiman.. yang di pikiranku sampai sekarang adalah
siapa pengirimnya, kenapa selalu meletakkan setangkai mawar di depan rumahku?
Kenapa tidak langsung saja meletakkan sebuket bunga sekalian saja? jadi, dia
tidak perlu susah-susah untuk mengirimnya setiap hari, kan?”. Keira hanya
memutar bola matanya.
PLETTAKK!!
Dan tiba-tiba sebuah jitakan
dari keira mendarat mulus di kepalaku.
“YAK!”
“Aish, neo yeoja pabbo! Itu
tandanya pengirimnya sengaja membuatmu penasaran padanya, kurasa pengirimnya
adalah tipe-tipe romantis! Siapapun pengirimnya pasti namja itu suka padamu!”,
ujar keira panjang lebar.
“jinjja? Hajiman, seandainya
jika namja itu suka padaku, kenapa dia tidak langsung saja memberikannya
padaku? Kenapa harus diam-diam seperti ini? Seperti mau perang gerilya saja.”
ucapku bingung.
“ huh, molla. Kenapa kau
bertanya padaku, huh? Tanya saja pada pengirimnya, dasar dylan pabbo!”. Jawab
keira sebal.
“Yak! Bagaimana aku bisa
bertanya padanya, hah? Tahu yang mengirim siapa saja tidak! Pabbo!” kataku.
“Yak! Siapa yang kau bilang
pabbo, hah? Keundae, kau benar juga,hehehe.. Geureom! Kau tunggu saja sampai
pengirimnya menampakkan dirinya, kekeke..” tambah keira yang diiringi tawa
mengejek darinya. Aku hanya tertawa garing mendengar komentarnya.
# # #
“ Aish, kenapa harus aku
yang di suruh saenim mengangkat
buku-buku sebanyak ini? Huh, menyebalkan!” gerutuku kesal sambil
mengangkat tumpukan buku di tanganku. Baru saja aku akan melangkahkan kakiku di
pintu perpustakaan, tiba-tiba saja ada seseorang yang berdiri di hadapanku dan
mengangkat tumpukan buku di tanganku.
“ Henry?”, gumamku.
“ Ya! Andwe henry-ah, aku
bisa sendiri”, henry hanya tersenyum.
“Gwencanha Dylan-ah,
sepertinya kau begitu kesulitan mengangkat buku-buku sebanyak itu, jadi tidak
ada salahnya aku membantumu kan?”.
Aku hanya tersenyum simpul
mendengar penuturannya itu.
“Gomawo”.
“Ne,cheonmaniyo. Hmm
ngomong-ngomong, buku-buku ini memangnya akan kau bawa kemana?”, tanya henry.
“ ke ruang saenim. Tadi Kang
saenim menyuruhku untuk mengambil buku-buku ini dari perpustakaan lalu di taruh
di mejanya, katanya akan di pakai untuk pelajaran selanjutnya”, Jelasku.
“oh”, gumam henry sambil
mengangguk- ngangguk mengerti. Lalu suasana menjadi hening, aku dan dia sama-sama terdiam.
“ bicara soal buku, boleh ku
tahu buku favoritmu apa?” tanya henry membuka
topik pembicaraan.
“ne? Ehmm, sekarang aku
tengah tertarik dengan buku karangan Stephany mayer, hehehe.. kau pasti
tahukan?” kataku sambil tersenyum lebar memamerkan gigi putihku yang tersusun
rapi.
“oh.. ne,ne.. twiligth dan
sejenisnya kan?” ujar henry sambil terkekeh geli. Aku hanya tersenyum.
“eh, iya karya stephany
mayer ‘The Host’ sudah di
rilis, apakah kau sudah tahu?”.
“ Ne, arasseo, yang terbaru The
Host. Huh, aku ingin sekali
membeli buku itu. Maka dari itu aku sekarang sedang berusaha untuk mengumpulkan uang dengan menyisihkan
uang sakuku. Doakan semoga bulan ini uangnya bisa terkumpul, ne?” kataku.
“Ne, aku doakan semoga kau
bisa membelinya” ujar henry , tersenyum.
# # #
“Dylan-ah”, panggil keira
sambil menyenggol lenganku.
“Hmm?” sahutku yang sedang
asyik menyendokkan suapan demi suapan nasi goreng ke dalam mulutku.
“kau tidak sadar ya, sedari
tadi kevin melihat kearahmu terus!”.
“Ne? Jinjjayo?” kataku tak
pecaya sambil mencari-cari sosok kevin di sekeliling kantin. Aku tersenyum simpul ketika mataku
dan mata kevin bertemu.
“ aku benar kan?” ucap keira
bangga. Aku hanya menganggukkan kepalaku dan tersenyum.
“ jangan-jangan pengagum
rahasiamu itu adalah kevin?” kata keira tiba-tiba.
“Mwo? Itu tidak mungkin. Aku
kan tidak dekat dengannya, bahkan aku tak pernah mengobrol dengannya. Bagaimana mungkin dia pengagum
rahasiaku?’ ucapku dengan nada pelan diakhir kalimatku.
“Who know’s? Mungkin saja
selama ini dia memperhatikanmu secara diam-diam, lalu menaruh hati padamu?”
kata keira ‘keukeuh’ dengan argumennya.
“ kau gila! Sudahlah, aku
sedang malas berdebat denganmu. Ayo kita kembali ke kelas”.
“Yak! Kau itu pabbo atau
apa, hah? Kenapa tak kau ambil saja kesempatan ini? Dari pada kau berharap pada
henry yang tak jelas perasaannya itu padamu!” kata keira, yang langsung
mendaratkan jitakan di kepalanya itu.
PLETTAKK!!
“Yak! Appo, Kim Dylan!”
protesnya.
“Diam kau!”
# # #
Aku membuka pintu rumahku
dengan semangat, aku yakin hari ini aku akan mendapat setangkai mawar lagi. Dan
ya! Tepat! Seperti yang kuduga. Mawar merah itu sudah tergeletak manis di depan
pintu rumahku. Ini sudah menjadi mawar ke-15 yang telah kuterima.
Tapi tetap saja aku tak tahu
siapa pengirim mawar tersebut.
# # #
“ kalian akan datangkan ke
pesta ulang tahunku nanti? Awas saja jika kalian semua tak datang, ku pastikan
kalian semua tak akan pernah hidup tenang!”. Ancamku pada teman-teman sekelasku
ketika aku sedang menyebarkan undangan ulang tahunku yang ke-17.
“Aigoo.. dylan-ah kau
menakutkan sekali, asal kau sediakan makanan yang banyak, aku pastikan kami
pasti datang. He he he..” cerocos changmin yang langsung mendapat sorakan dari
seantero kelas.
“Yak! Changminnie, apa hanya
ada makanan saja yang ada di otakmu itu, huh? Dasar shikshin!” timpal kibum.
“ tenang saja, ku jamin
kalian pasti kenyang jika kalian datang ke pesta ulang tahunku. Akan ku
sediakan makanan yang banyak agar kalian dapat makan sepuasnya”. Kataku lagi
dan di sambut sorak-sorai teman-teman sekelasku. Aku hanya tersenyum geli
melihat tingkah mereka. Tapi.. masih ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku.
‘Henry’
Aku mencari-cari sosok henry
di seluruh penjuru sekolah. Namun hasilnya nihil. Aku hanya ingin memberikan
undangan ini padanya, ku harap henry bisa datang ke pesta ulang tahunku besok.
Aku bejalan menuju gerbang
sekolah ketiaka aku akan pulang ke rumah. Tapi langkahku terhenti ketika
tatapanku tertuju pada seseorang.
“YAA.. CHOI SIWOOOONN!!”. Teriakku
dengan suara yang memekakkan telinga. Sontak membuat orang-orang yang disekitar
gerbang sekolah menoleh kearahku. Begitu pula siwon, teman sekelas henry.
Sedetik kemudian aku sudah berada di samping siwon.
“ Waeyo, dylan-ssi?” tanya
nya sambil menatapku yang masih terengah karena harus berlari menghampirinya.
Akupun mengatur nafasku agar
stabil. “ aku hanya ingin menitipkan undangan ini untuk henry, rumah kalian
bersebelahan,kan?” kataku sambil memberikan undangan itu padanya.
Dia hanya menatap bingung
kartu undangan yang terbungkus rapi dalam amplop ungu tersebut.
“ige mwoya, dylan-ssi?”
“undangan pesta ulang
tahunku, tolong berikan undangan itu pada henry, eo.”
“pesta ulang tahun? Apakah
aku tidak di undang?” godanya padaku.
“n-ne? Eh eo. Kau juga boleh
datang kok, siwon-ssi! Keundae, kau harus mengajak henry J.” Kataku lagi,
sambil memperlihatkan gummy smile ku, hingga membuat siwon terkekeh geli.
“ OK!” Siwon mengacungkan
dua jempolnya ke arahku.
# # #