Sabtu, 01 September 2012

17th stem's of rose


[Oneshot] 17 Stem’s of Rose

Author : Hany sangtae
Main cast : Dylan kim (oc), Henry (suju-M)
Other cast : find it by you’r self.
Leight :Oneshot
Genre : Romance
# # #
Aku baru saja akan melangkahkan kakiku keluar rumah ketika aku mendapati sesuatu tergeletak tepat di depan pintu rumahku. Aku membungkuk untuk mengambil benda tersebut.
“Mawar?”, gumamku penuh tanya.
Aku pun membuka kartu ucapan kecil yang tergantung manis dengan pita merah muda pada tangkai tersebut.
“ To Dylan”
Itulah tulisan yang terdapat pada kartu ucapan tersebut. Tidak ada pengirimnya, aku hanya tersenyum kecil. Sambil memandangi setangkai mawar yang ada di tanganku itu,” Siapapun pengirimnya, pastilah dia adalah seseorang yang sangat romantis”, pikirku.
Aku hanya mengangkat bahu tak acuh. “ Ah, molla... mungkin saja saat ini aku memiliki pengagum rahasia”. Dengan hati-hati akupun memasukkan mawar tersebut kedalam tas, dan mulai melangkahkan kakiku menuju sekolah.
# # #
“Keira-ah?”, panggilku pada sahabatku yang sedang asyik membaca komik.
“Hmmm..” gumam keira tanpa mengalihkan perhatiannya dari benda yang ada di tangannya itu.
“PARK KEIRA!” panggilku lagi dengan nada yang agak tinggi, karena gemas dengan tingkah lakunya itu.
“Yak! Tidak bisakah kau memanggilku dengan lembut, hah?” omelnya padaku.
“ aish, salah sendiri kau tak menoleh saat aku memanggilmu”. “ne.. ne.. sekarang aku sudah menoleh kearahmu,. Waeyo?” jawabnya sebal.
“ aku ingin cerita sesuatu padamu. Tapi kau harus mendengarkannya  dan jangan membaca komikmu dulu sebelum aku selesai, arra?”, ucapku sambil menarik-narik bajunya.
“ ne,ne arasseo, kau ingin cerita apa sekarang?”, tanyannya yang mulai fokus padaku.
Akupun mengatur posisi dudukku dan menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Hhhhh...
“ kau tahu tidak?”, ujarku memulai percakapan.
“tidak”, potong keira seenaknya.                   
“ Yak! Aku belum selesai bicara pabo!” gerutuku kesal.
“ kau tahu, sepertinya sekarang aku mempunyai seorang pengagum rahasia!” kataku mantap.
“hah?”
“begini,jadi.. lima hari yang lalu aku menemukan setangkai bunga mawar di depan pintu rumahku, dan bunga itu di tunjukkan untukku. Ku pikir mungkin hanya hari itu saja, tapi ternyata bunga itu selalu ada di depan pintu rumahku setiap hari. Dan hari ini adalah hari ke lima aku mendapatkan bunga mawar  yang tak jelas pengirimnya”, ujarku panjang lebar.
“ jinjjayo? Kenapa bisa begitu?”, tanya keiraa yang tampak bingung.
Aku hanya mengangkat bahu .” nan molla, keira-ah. Hajiman.. yang di pikiranku sampai sekarang adalah siapa pengirimnya, kenapa selalu meletakkan setangkai mawar di depan rumahku? Kenapa tidak langsung saja meletakkan sebuket bunga sekalian saja? jadi, dia tidak perlu susah-susah untuk mengirimnya setiap hari, kan?”. Keira hanya memutar bola matanya.
PLETTAKK!!
Dan tiba-tiba sebuah jitakan dari keira mendarat mulus di kepalaku.
“YAK!”
“Aish, neo yeoja pabbo! Itu tandanya pengirimnya sengaja membuatmu penasaran padanya, kurasa pengirimnya adalah tipe-tipe romantis! Siapapun pengirimnya pasti namja itu suka padamu!”, ujar keira panjang lebar.
“jinjja? Hajiman, seandainya jika namja itu suka padaku, kenapa dia tidak langsung saja memberikannya padaku? Kenapa harus diam-diam seperti ini? Seperti mau perang gerilya saja.” ucapku bingung.
“ huh, molla. Kenapa kau bertanya padaku, huh? Tanya saja pada pengirimnya, dasar dylan pabbo!”. Jawab keira sebal.
“Yak! Bagaimana aku bisa bertanya padanya, hah? Tahu yang mengirim siapa saja tidak! Pabbo!” kataku.
“Yak! Siapa yang kau bilang pabbo, hah? Keundae, kau benar juga,hehehe.. Geureom! Kau tunggu saja sampai pengirimnya menampakkan dirinya, kekeke..” tambah keira yang diiringi tawa mengejek darinya. Aku hanya tertawa garing mendengar komentarnya.
# # #
“ Aish, kenapa harus aku yang di suruh saenim mengangkat  buku-buku sebanyak ini? Huh, menyebalkan!” gerutuku kesal sambil mengangkat tumpukan buku di tanganku. Baru saja aku akan melangkahkan kakiku di pintu perpustakaan, tiba-tiba saja ada seseorang yang berdiri di hadapanku dan mengangkat tumpukan buku di tanganku.
“ Henry?”, gumamku.
“ Ya! Andwe henry-ah, aku bisa sendiri”, henry hanya tersenyum.
“Gwencanha Dylan-ah, sepertinya kau begitu kesulitan mengangkat buku-buku sebanyak itu, jadi tidak ada salahnya aku membantumu kan?”.
Aku hanya tersenyum simpul mendengar penuturannya itu.
“Gomawo”.
“Ne,cheonmaniyo. Hmm ngomong-ngomong, buku-buku ini memangnya akan kau bawa kemana?”, tanya henry.
“ ke ruang saenim. Tadi Kang saenim menyuruhku untuk mengambil buku-buku ini dari perpustakaan lalu di taruh di mejanya, katanya akan di pakai untuk pelajaran selanjutnya”, Jelasku.
“oh”, gumam henry sambil mengangguk- ngangguk mengerti. Lalu suasana menjadi hening, aku dan dia sama-sama terdiam.
“ bicara soal buku, boleh ku tahu buku favoritmu apa?” tanya henry membuka  topik pembicaraan.
“ne? Ehmm, sekarang aku tengah tertarik dengan buku karangan Stephany mayer, hehehe.. kau pasti tahukan?” kataku sambil tersenyum lebar memamerkan gigi putihku yang tersusun rapi.
“oh.. ne,ne.. twiligth dan sejenisnya kan?” ujar henry sambil terkekeh geli. Aku hanya tersenyum.
“eh, iya karya stephany mayer ‘The Host’ sudah di rilis, apakah kau sudah tahu?”.
“ Ne, arasseo, yang terbaru The Host. Huh, aku ingin sekali membeli buku itu. Maka dari itu aku sekarang sedang berusaha  untuk mengumpulkan uang dengan menyisihkan uang sakuku. Doakan semoga bulan ini uangnya bisa terkumpul, ne?” kataku.
“Ne, aku doakan semoga kau bisa membelinya” ujar henry , tersenyum.
# # #
“Dylan-ah”, panggil keira sambil menyenggol lenganku.
“Hmm?” sahutku yang sedang asyik menyendokkan suapan demi suapan nasi goreng ke dalam mulutku.
“kau tidak sadar ya, sedari tadi kevin melihat kearahmu terus!”.
“Ne? Jinjjayo?” kataku tak pecaya sambil mencari-cari sosok kevin di sekeliling  kantin. Aku tersenyum simpul ketika mataku dan mata kevin bertemu.
“ aku benar kan?” ucap keira bangga. Aku hanya menganggukkan kepalaku dan tersenyum.
“ jangan-jangan pengagum rahasiamu itu adalah kevin?” kata keira tiba-tiba.
“Mwo? Itu tidak mungkin. Aku kan tidak dekat dengannya, bahkan aku tak pernah mengobrol  dengannya. Bagaimana mungkin dia pengagum rahasiaku?’ ucapku dengan nada pelan diakhir kalimatku.
“Who know’s? Mungkin saja selama ini dia memperhatikanmu secara diam-diam, lalu menaruh hati padamu?” kata keira ‘keukeuh’ dengan argumennya.
“ kau gila! Sudahlah, aku sedang malas berdebat denganmu. Ayo kita kembali ke kelas”.
“Yak! Kau itu pabbo atau apa, hah? Kenapa tak kau ambil saja kesempatan ini? Dari pada kau berharap pada henry yang tak jelas perasaannya itu padamu!” kata keira, yang langsung mendaratkan jitakan di kepalanya itu.
PLETTAKK!!
“Yak! Appo, Kim Dylan!” protesnya.
“Diam kau!”
# # #
Aku membuka pintu rumahku dengan semangat, aku yakin hari ini aku akan mendapat setangkai mawar lagi. Dan ya! Tepat! Seperti yang kuduga. Mawar merah itu sudah tergeletak manis di depan pintu rumahku. Ini sudah menjadi mawar ke-15 yang telah kuterima.
Tapi tetap saja aku tak tahu siapa pengirim mawar tersebut.
# # #
“ kalian akan datangkan ke pesta ulang tahunku nanti? Awas saja jika kalian semua tak datang, ku pastikan kalian semua tak akan pernah hidup tenang!”. Ancamku pada teman-teman sekelasku ketika aku sedang menyebarkan undangan ulang tahunku yang ke-17.
“Aigoo.. dylan-ah kau menakutkan sekali, asal kau sediakan makanan yang banyak, aku pastikan kami pasti datang. He he he..” cerocos changmin yang langsung mendapat sorakan dari seantero kelas.
“Yak! Changminnie, apa hanya ada makanan saja yang ada di otakmu itu, huh? Dasar shikshin!” timpal kibum.
“ tenang saja, ku jamin kalian pasti kenyang jika kalian datang ke pesta ulang tahunku. Akan ku sediakan makanan yang banyak agar kalian dapat makan sepuasnya”. Kataku lagi dan di sambut sorak-sorai teman-teman sekelasku. Aku hanya tersenyum geli melihat tingkah mereka. Tapi.. masih ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku.
‘Henry’
Aku mencari-cari sosok henry di seluruh penjuru sekolah. Namun hasilnya nihil. Aku hanya ingin memberikan undangan ini padanya, ku harap henry bisa datang ke pesta ulang tahunku besok.
Aku bejalan menuju gerbang sekolah ketiaka aku akan pulang ke rumah. Tapi langkahku terhenti ketika tatapanku tertuju pada seseorang.
“YAA.. CHOI SIWOOOONN!!”. Teriakku dengan suara yang memekakkan telinga. Sontak membuat orang-orang yang disekitar gerbang sekolah menoleh kearahku. Begitu pula siwon, teman sekelas henry. Sedetik kemudian aku sudah berada di samping siwon.
“ Waeyo, dylan-ssi?” tanya nya sambil menatapku yang masih terengah karena harus berlari menghampirinya.
Akupun mengatur nafasku agar stabil. “ aku hanya ingin menitipkan undangan ini untuk henry, rumah kalian bersebelahan,kan?” kataku sambil memberikan undangan itu padanya.
Dia hanya menatap bingung kartu undangan yang terbungkus rapi dalam amplop ungu tersebut.
“ige mwoya, dylan-ssi?”
“undangan pesta ulang tahunku, tolong berikan undangan itu pada henry, eo.”
“pesta ulang tahun? Apakah aku tidak di undang?” godanya padaku.
“n-ne? Eh eo. Kau juga boleh datang kok, siwon-ssi! Keundae, kau harus mengajak henry J.” Kataku lagi, sambil memperlihatkan gummy smile ku, hingga membuat siwon terkekeh geli.
“ OK!” Siwon mengacungkan dua jempolnya ke arahku.
# # #

 -TbC-